STRATEGi PEMASARAN DALAM SIKLUS HIDUP PRODUK ATAU PRODUCT LIFE CYCLE (PLC) - Sucia Imron

Post Top Ad

Responsive Ads Here

STRATEGi PEMASARAN DALAM SIKLUS HIDUP PRODUK ATAU PRODUCT LIFE CYCLE (PLC)

Share This
Seperti halnya manusia, suatu produk juga memiliki siklus daur hidup atau product  life cycle (PLC), dimana produk tadi menunjukan suatu grafik yang menggambarakan riwayat produk sejak diperkenalkan ke pasar sampai dengan ditarik dari pasar atau dapat disebut “perjalanan penjualan dan laba sebuah produk sepanjang hidupnya (Kotler dan Amstrong 2004:408).
Daur hidup produk (PLC) merupakan konsep yang penting dalam pemasaran karena memberi pemahaman yang mendalam mengenai dinamika bersaing suatu produk. Konsep ini dipopulerkan oleh Levitt (dalam Wasson,  1978, dalam Tjiptono, 1997) pada tahun 1965 dalam artikelnya yang berjudul “Explot the Product Life Cycle)”, yang kemudian penggunaannya dikembangkan dan diperluas oleh para ahli pemasaran lainnya. Mari kita menuju tentang karakteristik tahapan dalam PLC.


penjualan dan laba
 
1)
2)
3)
4)

Penjualan industri

Laba industri



1)      Introduction    2) Growth        3) Maturity      4) Decline
GAMBAR : empat tahap PLC



TAHAPAN DALAM PLC
INTRODUCTION
GROWTH
MATURITY
DECLINE
Penjualan


Biaya


Laba
Pelanggan

Pesaing
Penjualan rendah


Biaya per konsumen tinggi

Negative
Innovator

sedikit
Penjualan meninggkat dengan cepat
Biaya perkonsumen sedang

Laba meningkat
Pengadopsi awal

Jumlahnya meningkat
Puncak penjualan


Biaya pe konsumen sedang

Laba tinggi
Mayoritas tengah

Jumlahnya tetap meski mulai menurun
Penuruan penjualan

Biaya perkonsumen rendah
Laba menurun
Orang yang tertinggal
Jumlahnya menurun
TUJUAN PEMASARAN
Menciptakan kesadaran akan produk dan percobaan produk
Memaksimumkan pangsa pasar
Memaksimumkan laba dan mempertahanankan pangsa pasar
Menyurangi biaya dan memerah merek tersebut

Pada tabel tahapan di atas  terdapat peluang dan masalah yang berbeda-beda yang  berkaitan dengan strategi pemasaran dan potensi laba. Dengan mengenali tahap di mana suatu produk sedang berada, atau yang akan dituju maka pihak manajemen dapat merumuskan rencana dan strategi pemasaran yang tepat, tidak membuang waktu dan juga biaya yang tinggi. Berikut penjelasan tetang tahapan di atas.
·         Tahap perkenalan (introduction)
Tahap pertama dalam PLC adalah tahap perkenalan. Ciri- ciri umum tahap ini adalah penjualan masih rendah, volume pasar berkembang lambat, persaingan masih retatif kecil, tingkat kegagalan relative tinggi, masih banyak yang harus dilakukan baik dalam modifikasi produk dalam pengujian dan pengembanangannya. Di sini kualitas produk tersebut akan menentukan pembelian ulang. Untuk menetapkan harga ada dua strategi yang dapat diterpakan. pertama dengan menetapkan harga tinggi untuk dapat menutup biaya dengan cepat. Kedua, menetapkan harga yang rendah untuk memperoleh penerimaan pasar yang cepat.

·         Tahap pertumbuhan (growth)
Bila suatu produk telah melewati tahap perkenalan dengan baik maka akan berlanjut pada tahap pertumbuhan. Dimana tahapan ini konsumen telah mengenal produk, peningkatan penjualan dibarengi dengan promosi yang kuat. Tahap ini sendiri dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu rapid growth (melonjaknya penjualan dengan cepat dan diikti dengan lirikan pesaing)dan slow growth (penjualan masih meningkat namun berjalan menurun.
·         Tahap kedewasaan (maturity)
Tahapan ini adalah titik tertinggi dalam penjualan, karena produk telah diketahui masyaraat dan juga memenuhi keinginan dan kebutuhan mereka, strategi yang harus dilakukan dalam tahap ini adalah inovasi, strategi kreativitas sangat diperlukan, misalnya produk bumbu masak Sasa yang melakukan inovasi perluasan produk baik dari tepung bumbu serbaguna, tepung bakwan, bahkan sambal dan sntan bubuk Sasa. Penjualan dalam tahap ini sangat sensitif terhadap perubahan perekonomian. Pasar semakin tersegmentasi, sehingga untuk masing-masing segmen diperlukan promosi yang berbeda dengan lainnya.
·         Tahap penurunan (decline)
Penjualan perusahaan yang semakin bergerak ke arah penurunan merupakan gejala tahap penurunan (decline). Penjalan yang makin menurun dan kebosanan akan produk ini menjadikan daya beli konsumen pasiv.  Namun produk yang memasuki tahap ini penurunan bukan berarti sudah tidak menguntungkan lagi. Tahap penurunan ini pernah dialami oleh perusahaan jeang Ajinomoto, pada tahun 1990an perusahaan ini mengalami goncangan yang sangat besar karna produk yang ditawarkan mengandung minyak babi, karena mayoritas Negara Indonesia beragama Islam mereka ahirnya memboikot produk ini, pada waktu itu bagian R&D melakukan perbaikan serta melakukan promosi dengan mendatangkan MUI (majelis ulama Indonesia). Dan ternyata Ajinomoto masih survive di Indonesia sampai saat ini.

Selain karakteristik diatas, PLC juga memiliki karakteristik sebagai berikut:
1.      Tidak semua produk melalui tahapan. Beberapa produk bahkan ada yang tidak melewati tahap perkenalan. Umumnya produk yang gagal pada tahap ini adalah produk-produk yang berkaitan dengan tehnologi dan mode (fad). contohnya: produk-produk eletronik seperti (Walkman dan tape recorde) biasanya orang akan datang dan membeli dengan recomendasi dari sang penjual, mereka tidak perlu mengenal merek-merek secara detail tapi hanya sekedar membeli tanpa perlu mendalami produk tersebut.
2.      Panjang suatu PLC untuk tiap produk sangat bervariasi, tergantung dari perusahaan dapat memperpanjang masa hidup produknya. Jika mereka survive mereka akan dapat bertahan tanpa memasuki penurunan. Seperti halnya produk Aqua hingga saat ini meski pesaing banyak membanjiri merek ini air dalam kemasan namun merek ini tetap menjadi top of mind di benak masyarakat, bahkan setiap pembeli air dalam kemasan mereka selalu menyebut Aqua meski kenyataannya yang di ambil merek lain. Selain itu disini kami akan memberikan contoh lain perusahaan-perusahaan yang berhasil memperpanjang PLC produknya diantaranya:
a.       Rinso yang berhasil memperpanjang PLCnya dengan memperkenalkan Rinso baru, Rinso ultra, Rinso Formula Plus, Rinso Warna, sekarangpun Rinso cair. Rinso selalu berinovasi, karena mereka sadar akan pesaing dapat menjadi ancaman yang besar bagi produk mereka.
b.      Pepsodent yang berhasil memperpanjang PLCnya dengan kemasan yang selalu baru, Pepsodent herbal dan tidak jarang di iklan TV kita melilahat ada pasta gigi yang mengatasi gigi sensitive yaitu sensodine.

Mungkin dari sebagian perusahaan kebingungan strategi apa yang harus dilakukan jika ancaman menghadang, disini ada beberapa contoh dari perusahaan besar dalam menghadapi ancaman pesaing :
a.        Meningkatkan Konsumsi dengan cara membujuk konsumen dalam meningkatkan penggunaan produknya dengan berbagai manfaat yang ditawarkan. Contoh perusahaan yang selalu menggunakan slogganya untuk membujung konsumen yaitu Sosro “apapun makannya minumnya The Botol Sosro”. Slogan ini mampu memberikan daya ingat terhadap masyarakat dan hampir setiap warung makan menyediakan teh dalam kemasan ini.
b.      Mencari fungsi lain produk dari biasanya. Dulu teh hanya dihidangkan untuk tamu namun sekarang teh tidak hanya untuk ngeteh saja tapi dapat dibuat kreasi menjadi minuman yang lebih kompleks untuk minuman ditengah panasnya matahari, bahkan rasanya lebih komplit di padukan dengan rasa buah seperti yang dilakukan merek Frui tea.
c.    Memodifikasi produk agar tampil baru dan segar baik dari segi isi, kemasan, takaran, ukuran, manfaat, dan lain sebagainya. Contoh misal seperti produk yang dimiliki Unilever. Perusahaan ini selalu membuat perkembangan produk seperti halnya pepsodent kita bisa meliha pergantian kemasan dari masa kemasa. Hal ini dilakukan karna pepsodent ingin selalu memberikan kesan baru dan segar terhadap masyarakat.
d.      Mencari target konsumen baru Jika pasar yang sudah ada sudah tidak dapat diandalkan dalam meningkatkan penjualan, maka kita dapat menempuh jalan dengan cara membidik segmen pasar baru meski baiaya yang dikeluakan tidaklah sedikit, namun hal ini harus dengan perhitungan yang pasti dalam melihat prospek kedepannya, Contoh : rokok sampoerna hijau yang tadinya membidik golongan menengah ke bawah kini mulai membidik golongan menengah ke atas untuk memperluas segmen pasar.

Demikian catatan dari saya, semoga bermanfaat dan terimakasih

Referensi
Tjiptono, Fandy. 1997. Strategi Pemasaran. Yogyakarta. ANDI
Kotler, Philip and Amstrong, Gary. 2004. Dasar-Dasar Pemasaran. Jakarta. PT INDEKS

No comments:

Post a Comment

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Pages