Persaingan bisnis saat ini membuat para pengusaha
berlomba-lomba memberikan layanan serta harga terbaik untuk pelanggannya, Salah
satu strateginya dengan menetapkan harga yang tepat sesuai dengan kualitas yang
diberikan. Perlu diketahui, harga adalah satu-satunya elemen yang mendatangkan
pendapatan bagi perusahaan. Namun untuk pengusaha baru, mereka merasa
kebingungan menentukan harga untuk produk yang mereka jual. Apakah harga yang
diberikan terlalu murah dan mahal atau apakah harga mampu bersaing dengan
produk sejenis. Pernah dosen saya memberi pertanyaan “apakah harga produk sepatu
dengan beras harus sama dalam penetapan harga?” Lalu beliau menjawab, tentu
saja berbeda, karena silkus penjualannya pun berbeda. Jika masyarakat membeli
beras setiap hari untuk dimakan, namun tidaklah dengan sepatu. Butuh setidaknya
setahun masyarakat membeli sepatu.
Dari sedikit cerita di atas maka pentinglah untuk
mengetahui bagaimana cara menetapkan
harga. Di sini saya akan membahas penentapan harga ditinjau dari segi
pemasaran. Kesalahan yang sering terjadi dan membuat produk gagal di pasar
adalah penetapan harga yang berorientasi pada biaya, kurang melihat situasi di lapangan
dan harga kurang cukup bervariasi berdasarkan segmen pasar. Menurut Kotler (2002: 520) ada 6 langkah untuk menetapkan harga yaitu (1)
menentukan tujuan penetapan harga, (2) menentukan permintaan, (3) memperkirakan
biaya, (4) menganalisis biaya, harga dan tawaran pesaing, (5) memilih metode
penetapan harga, dan (6) memilih harga akhir. Namun disini penulis hanya akan
membahas 4 langkah saja yang dapat membantu pengusaha baru.
·
Menentukan
tujuan penetapan harga
Semakin jelas suatu
perusahaan menentukan tujuan, maka akan semakin mudah perusahaan menentukan
harga. Tujuannya adalah mereka harus
memutuskan di mana ia akan memosisikan tawaran pasarnya, dan penawaran harus
jelas ditujukan kepada segmen yang menengah ke atas, menengah ke bawah, atau
segmen sesuai usia dan lain-lain. Untuk perusahaan yang baru beroperasi kelangsungan
hidup perusahaan adalah hal yang paling penting dibandingkan laba, apalagi persaingan
yang ketat dan selera konsumen yang berubah-ubah. Sehingga harga ditetapkan sebaik
mungkin asal mampu menutupi biaya variabel dan sebagian kecil biaya tetap. Karena
biaya tetap yang tinggi tidak cocok jika harus dibebankan pada awal
beroprasinya perusahaan.
·
Menentukan
permintaan
Beberapa perusahaan menetapkah
harga yang bervariasi dan menghasilkan permintaan yang juga berbeda-beda. Hal
ini kemudian memunculkan kurva permintaan, di mana hukumnya adalah semakin
tinggi harga maka permintaan semakin kecil begitu juga sebalikknya semakin
rendah harga permintaan semakin meningkat. Namun hukum permintaan ini tidak
berlaku untuk beberapa produk mewah, bahkan harga tinggilah yang menaikan
permintaan, karena mereka meyakini semakin tinggi harga malah menaikkan
permintaan. Seperti produk eletronik Apple. Merk ini dikenal dengan merk
mewah, semakin tinggi harganya akan menaikkan tingkat sosial si pengguana. Dan hal
ini juga berlaku untuk tas bermerek seperti Chanel, Louis Viction
atau barang sejenis lainnya. Kita bisa
melihat para artis papan atas akan bersaing menggunakannya untuk kepetingan
sosialita. Semakin mahal harga semakin menaikan rasa emosional mereka.
·
Memperkirakan
biaya
Biaya perusahaan ada 2
jenis; yaitu biaya variabel dan biaya tetap. Perbedaan keduanya adalah biaya
variabel akan berubah sesuai banyaknya barang yang diproduksi, semakin sedikit
barang makan biaya variabel semakin kecil. Sedangkan biaya tetap adalah biaya
yang tidak akan berubah meski kapasitas produksi mencapai titik maksimal. Seperti
yang telah saya sampaikan sebelumnya, perusahaan yang baru beroperasi
kelangsungan hidup perusahaan lebih penting dibandingkan laba, sehingga asal harga
dapat menutupi biaya variabel dan
sebagian biaya tetap harga dapat direncakan dengan matang.
·
Menganalisa
biaya, harga dan tawaran pesaing
Pesaing juga harus
menjadi pertimbangan dalam menentukan harga jual. Untuk itu perusahaan harus
melihat biaya pesaing beserta harga jual
mereka. Jika penawaran kita memiliki karakteristik yang tidak jauh beda maka
harga boleh mendekati atau sama, tapi jika mutu barang kita di bawah pesaing,
maka jangan coba-coba menaikkan harga di atas pesaing. Coba kita perhatikan
harga produk indomie goreng dan mie sedap goring, di sini kita
dapat melihat perbandingan harga yang tidak jauh berbeda, dan masih banyak contoh
produk lainya seperti harga HP Samsung dan Oppo.
Referensi
Koter, Philip. Manajemen
pemasaran 2. 2002. Pretice hall. Jakarta
No comments:
Post a Comment